Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat lainnya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij
sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil.
(Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra.
menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan
dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya
dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.)
Lalu ibunya berkata: Hai Juraij,
aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang
melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah
keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan
salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu
kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu,
bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan!
Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena
kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini
adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan
menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan
kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu
memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu
hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar