Sabtu, 16 November 2013

Nafâits Tsamarât:

 Ketaatan Pada Allah Adalah Kebebasan, Kemuliaan dan Kemenangan

 Ketaatan adalah naluri (gharîzah) dalam jiwa manusia. Jika seorang hamba tidak menyalurkan nalurinya kepada Allah SWT, maka dipastikan ia menyalurkannya kepada selain Allah. Seorang penyembah dunia adalah orang-orang yang melarikan diri dari kebebasan ketaatan kepada Allah menuju ketergantungan dan ketaatan kepada manusia. Sehingga, apabila mereka diusir oleh tuannya, maka mereka akan mencari tuan yang lain, karena di dalam jiwa mereka ada kebutuhan mendesak pada perbudakan dan ketergantungan, karena naluri ketaatan yang ada di dalam dirinya berubah menjadi rasa ketundukan yang harus dipuaskan. Sehingga apabila tidak ada seseorang yang memperbudak mereka, maka diri mereka merasa haus akan perbudakan, dan melemparkan diri mereka pada kerusakan yang dengannya mereka mencari serta menanti isyarat dari jari seorang tuan untuk mereka sembah. Adapun para penyembah Allah (ibâd ar-rahman), maka mereka telah membebaskan diri mereka dari semua belenggu dunia, dan mereka tidak pernah merasa puas kecuali dengan ketaatan kepada Allah. Dengan demikian, mereka ini pantas mendapatkan kemuliaan seperti yang Allah firmankan:

وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
Kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (TQS. Al-Munafiqun [63] : 8).

Khoiru Ummah El Fatih Pamulang Mengucapkan


Selamat Kepada Ananda Muhammad Hafidz Sholahudin yang telah meraih juara dua hafalan qur'an surat surat pendek dan sekaligus juara tingkat 3 dalam lomba mewarnai.
Al khamdulillah siswa Paud  Home schooling Khoiru ummah el faith Reni Jaya Pondok Benda Pamulang, salah satu siswanya berhasil meraih juara 2 dan 3, dalam lomba hafalan Qur’an , surat- surat  pendek dan mewarnai  dalam acara menyambut tahun baru Islam 1435 H,  yang diadakan oleh Yayasan Islam Citra Matahari. Pada hari ini sabtu, 16 November 2013, di SDIT Citra Matahari  Jalan Haji Nurleman  No 30 Benda Baru Pamulang Tangerang Selatan. Dimeriahkan  dengan berbagai  acara, lomba Hafalan Qur’an surat-surat pendek, lomba mewarnai, lomba fashion show, dan lain lain. Juga dilengkapi dengan bazaar, cerita atau dongeng anak, sulap dan seni tari. Acara yang diikuti oleh ratusan siswa dari berbagai  KB, TK, dan Umum sekitar Kecamatan Pamulang khususnya kelurahan Benda Baru, katagori usia 3 sampai 6 tahun. Dihadiri oleh para orang tua siswa SDIT Citra Matahari, orang tua peserta lomba, dan masyarakat sekitar ingin menyaksikan kemeriahan acara tersebut. Dan kedepanya semoga lebih banyak lagi siswa siswa khoiru ummah elfatih sering  mengikuti setiap ada event seperti ini.
Sekali lagi selamat untuk anakku Muhammad Hafidz Sholahudin, semoga semakin ratin belajar dan kelak menjadi anak yang sholeh dan mensholehkan, berguna untuk kedua orang tuanya, masyarakat serta agama.Amin ya Robbal 'alamin

Jumat, 08 November 2013

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Lebih Utama


Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada salat sunat dan perkara sunat lainnya

 

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) 

Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. 
 Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)